CANDI JIWA DAN CANDI BLANDONGAN
Candi Jiwa
Terletak di wilayah Kabupaten Kerawang – Jawa Barat, Candi Jiwa menjadi salah satu situs purbakala yang ada di Indonesia. Candi yang terbuat dari susunan batu tanah liat. Di sebelah Candi Jiwa terdapat juga Candi Blandongan.
Terletak diantara persawahan tanaman padi situs candi hanya bias dilalui sepeda motor atau berjalan kaki disebabkan jalan menuju situs hanya berukuran lebar sekitar 1,5 meter. Warga sekitar sangat menjaga situs tersebut agar tetap terjaga.
Situs yang diperkirakan berasal dari abad ke-2 Masehi ini masih menyimpan misteri yang belum terkuak dan membutuhkan penelitian yang mendalam.
Situs Batujaya pertama kali diteliti oleh tim arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia (sekarang disebut Fakultas Ilmu Budaya UI) pada tahun 1984 berdasarkan laporan adanya penemuan benda-benda purbakala di sekitar gundukan-gundukan tanah di tengah-tengah sawah. Gundukan-gundukan ini oleh penduduk setempat disebut sebagai onur atau unur dan dikeramatkan oleh warga sekitar. Semenjak awal penelitian dari tahun 1992 sampai dengan tahun 2006 telah ditemukan 31 tapak situs sisa-sisa bangunan. Penamaan tapak-tapak itu mengikuti nama desa tempat suatu tapak berlokasi, seperti Segaran 1, Segaran 2, Telagajaya 1, dan seterusnya.
Sampai pada penelitian tahun 2000 baru 11 buah candi yang diteliti (ekskavasi) dan sampai saat ini masih banyak pertanyaan yang belum terungkap secara pasti mengenai kronologi, sifat keagamaan, bentuk, dan pola percandiannya. Meskipun begitu, dua candi di Situs Batujaya (Batujaya 1 atau Candi Jiwa, dan Batujaya 5 atau Candi Blandongan) telah dipugar dan sedang dipugar.
Ekskavasi dan penelitian dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan dibantu oleh EFEO (École Français d’Extrême-Orient) dan dukungan dana dari Ford Motor Company digunakan untuk kegiatan kajian situs ini.
Candi blandongan
Candi Blandongan merupakan 1 satu candi yang berada di kompleks situs batujaya. candi ini kini sudah selesai di pugar walau ta semua bagian candi utuh seperti aslinya, sebab bagian atap candi sudah tak berbentuk lagi. kurang jelas kemana bagian candi, kemungkinan bagian atap candi menggunakan batu yang mudah lapuk seperti kayu atau bahan-bahan lainnya. atau malah telah runtuh, sebab batu candi semuanya polos dan tak bercorak seperti candi-candi di pulau jawa bagian tengah.
yang paling memprihatinkan dari hasil rekonstruksi ini ialah ubin candi terbuat dari batu semen berwarna abu-abu. agak kontras dengan bentuk batu bata coklat. kurang jelas mengapa pemahaman pemasangan yang ta harmonis ini bisa terjadi dan juga terlihat dari jauh lantai dalam candi bagian atas seperti menggunakan corcoran semen.. sayangnya ga bisa masuk, mungkin bila boleh masuk, sungguh ganjil pemasangan ini bisa terjadi.
candi blandongan sendiri berbeda dengan candi jiwa dan beberapa candi di batujaya, candi ini memiliki 4 tangga masuk dan berbentuk bujur sangkar. sayangnya candi ini ta memiliki relief di bagian badan candinya, dan terkesan polos.
di sekitar candi blandongan ini berdiri terdapat beberapa tumpukan batu bata yang kemungkinan dahulu merupakan bagian bangunan candi juga yang sayangnya susah untuk bisa di rekonstruksi kembali karna sangking parahnya batu bata tersebut porak poranda.
di kompleks candi ini pernah di ketemukan kerangka manusia, arca, gerabah dan beberapa komponen candi yang kini telah diamankan pihak BP3. mengenai kegunaan candi ini pada jaman dahulu. kurang bisa dipastikan, kemungkinan sebagai bangunan utama/istana. dikarnakan bagiannya yang paling besar dan juga memuliki tangga masuk.
candi blandongan sendiri memang mirip dengan candi-candi yang ada di jawa timur. yaitu candi-candi khas kerajaan majapahit. dan candi blandongan sendiri masih 1 kompleks dengan situs batu jaya yang berada di desa segaran, batujaya, karawang, jawa barat. untuk menuju kesitus ini dianjurkan melalui jalur rangkas dengklok lalu menuju batu jaya. dan situs iniberada di tengah persawahan yang untuk menuju 1 situs ke situs lainnya sudah bila menggunakan kendaraan dan ta usah cape-cape mengitari situs ini dengan berjalan kaki. sebab secara garis besar seluruh situs batu jaya sekitar 2 kiloan lebarnya. dan kebanyakan memang sudah ta berbentuk lagi.
Sumber Referensi
*) http://nyariwatu.blogspot.com
*) http://id.wikipedia.org
*) http://www.yacob-ivan.com
*) http://kebudayaan.kemdikbud.go.id
Posted by Unknown
on Rabu, 30 April 2014,
Add Comment
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "CANDI JIWA DAN CANDI BLANDONGAN"
Posting Komentar